Kita Hanyalah Hamba

Sesungguhnya...

tiada harapan selain ALLAH...
tiada idola selain RASULULLAH...
tiada kata seindah AL-QURAN...
tiada jalan selurus AS-SUNNAH...
tiada perjuangan selain ISLAM.

Thursday, September 20, 2012

Dia Bertudung Labuh... Dia Itulah saya... :)


Tersenyum saya sorang-sorang memandang tudung-tudung labuh kesayangan dan jubah-jubah (especially jubah hitam) kepunyaan saya.

Itu adalah antara 'harta' yang sangat saya sayang.

Selalu saya bercita-cita nak 'labuhkan' tudung muslimat yang ada dimuka bumi ni.. huhu.. mungkin terlalu besar cita-cita saya ini.

Tapi, inilah kenyataannya. 

Bila saya berada dalam jemaah perempuan, boleh dibilang dengan jari mereka yang memakai tudung labuh (yang menepati syariat).

Saya tak pernah kata, yang bertudung labuh itu adalah orang 'baik' dan tak pernah berdosa.

Tapi, pada pandangan saya memakai tudung yang menepati syariat itu termasuk dalam golongan orang-orang yang patuh pada perintah Allah.

Bukankah itu baik?

Cantik dipandangan Allah, mampu menjadikan kita hambaNya yang beriman dan bertaqwa.

Bercita-citalah untuk menjadi hamba Allah yang bertaqwa.

Sesungguhnya, kehidupan sebenar yang terindah adalah saat kita bertemu denganNya kelak.

Moga kita bertemuNya sebagai seorang hamba yang membawa title 'taqwa'.

Kerana, hanya dengan 'taqwa' Allah mengasihi hamba2Nya.

Moga Allah Redha.

Aamiin...Ya Allah.

˳Azrina Abu Bakar  ˳

Thursday, September 6, 2012

Pesan Saya Padanya II


(Alhamdulillah... 24hb September 2012, diulangtahun mak yg ke 64, artikel ini disiarkan dilaman ILUVISLAM. Moga perkongsian ini dpt dimanfaatkan bersama dan Allah terus membuka ruang yg luas untuk saya terus menulis... Insyaallah)


Petang itu hujan agak lebat ketika dalam perjalanan pulang dari kuliah.
Saya memberhentikan kereta, singgah disebuah kedai buku.

Melihat keadaan hujan yang semakin lebat menjadikan saya begitu leka membaca.

Tertarik pada tajuk sebuah artikel dalam majalah yang sedang saya baca.

"Berilah maaf...".

------------------------------------------------------------

Subhanallah, teringat saya pada seorang sahabat.
Dia meluahkan rasa hatinya, yang begitu berat untuk memaafkan.

Seperti biasa, saya tersenyum memandang wajahnya.
Wajahnya sedikit mencuka.
Mungkin merasa tidak selesa dengan senyuman yang diberikan padanya.

Dia menjeling sinis.
"Orang cakap betul-betul, dia senyum."
Itu yang terlahir dari bibirnya.

Saya masih juga senyum.
"Marah?"
Hanya sepotong pertanyaan yang saya ungkapkan padanya.

Fikirannya yang serabut kini terpamer pada wajah.
Saya merenung wajah sahabat ini.
Memang benar, wajahnya sarat menahan diri untuk tidak memberi maaf.

"Bahagia dengan apa yang awak rasa sekarang?"
Saya cuba menjeratnya dengan apa yang cuba dipertahankan.

Termanggu dia memandang saya.
Seperti ada kekeliruan menjelma.
Atau mungkin juga mula mencari dimana punca pada rasa serabut yang ada.

"Kenapa saya selalu lihat awak bahagia?"
Itu yang terpacul dari mulutnya.

"Mungkin kerana saat saya duka awak tidak bersama..."
Spontan saya berbahasa bersama sisa senyum yang masih ada.

Kali ini, dia merenung saya dalam-dalam.
Bersama dua tangan yang erat digenggam.
Pandangan kami saling menyapa, menjadikan hati sedikit hiba.

Dikelopak matanya ada genangan yang hampir gugur.
Mungkin saat ini, apa yang dipertahankan tidak lagi akur.

Dengan nada kasih sayang yang lahir dari hati saya, saya berpesan padanya...

"Inilah sebenarnya bahagia. Saat kita memberi maaf pada Si Pendosa. Tidak ke mana keegoan yang kita pertahankan. Semuanya hanya mengundang kebencian, malah ianya mengundang kemurkaan Tuhan."

Perlahan-lahan saya cuba menyapu titis jernih yang mengalir dipipinya.
Untuk seketika saya biarkan dia menangis.
Menangislah untuk belajar bahagia.
Menangislah bersama tangisan seorang hamba.

Sesungguhnya kita juga selalu berdosa, berdosa pada Sang Pencipta.

Sedang Dia sentiasa memberi ampun pada hamba-hambaNya, mengapa kita tidak mahu memberi maaf pada yang lainnya?

Astaghfirullah... mata saya juga turut berkaca.

"Berilah maaf..." mengiringi perjalanan pulang saya pada petang itu.

Moga dia kini bahagia.

Bahagia bersama pesan saya padanya.

Bahagia yang diizinkan Pencipta buat hamba-hambaNya yang selalu berdosa...

Astaghfirullah.

˳Azrina Abu Bakar  ˳



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...